Sumatera Utara | TIPIKOR.net
Catatan Kritis Pengendalian Covid-19 di Sumatera UtaraTantangan selanjutnya bagi pemerintah di Sumatera Utara untuk menjaga momentum perbaikan pengendalian pandemi Covid-19 adalah memastikan masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dan meningkatkan vaksinasi.
Sumatera Utara secara pelan dan bertahap berhasil mengendalikan penularan Covid-19 sehingga menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan. Meski demikian, catatan kritis terhadap kinerja pemerintahan di daerah adalah pada perbaikan cakupan vaksinasi dan mengatasi rendahnya kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan.
Arah dan kecepatan pengendalian pandemi di Sumatera Utara terekam dalam Indeks Pengendalian Covid-19 Indonesia (IPC) dari Kompas. IPC Kompas secara khusus mengikuti perkembangan pengendalian pandemi di setiap provinsi di Indonesia berdasarkan dua aspek, yaitu manajemen pengobatan dan manajemen infeksi. Dari skala 0-100, semakin tinggi capaian skor indeks suatu wilayah, semakin baik pula pengendalian Covid-19 di wilayah.
Sumut menjadi satu dari tujuh provinsi di Pulau Sumatera yang berhasil mencatatkan kenaikan indeks secara konsisten setiap pekan selama delapan pekan terakhir. Artinya, upaya pengendalian pandemi semakin membuahkan hasil.
Di tengah signifikansi perbaikan pengendalian Covid-19 di Sumut, setidaknya ada tiga catatan kritis yang perlu diwaspadai oleh pemerintah daerah dan masyarakat secara umum agar tidak mengalami perburukan pada pekan-pekan mendatang. Poin pertama terkait dengan pemerataan vaksinasi berdasarkan kelompok penerimanya.
Poin kedua adalah kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan yang belum maksimal. Pantauan sepekan terakhir menunjukkan bahwa persentase orang memakai masker dan menghindari kerumunan masih di bawah standar nasional, yaitu 85 persen. Poin terakhir adalah tren peningkatan mobilitas publik.
Sumut menghadapi persoalan yang sama dengan kebanyakan provinsi lain di Indonesia dalam pengendalian pandemi, yaitu vaksinasi. Vaksinasi sesungguhnya merupakan aspek prioritas untuk menjamin keberlanjutan kondisi pandemi yang terkendali sehingga sangat penting dilakukan pemerataan vaksinasi secara geografis dan fokus melindungi kelompok rentan.
Secara umum, target sasaran vaksinasi di Sumut sebanyak 11,4 juta jiwa. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, cakupan vaksinasi dosis pertama di Sumut baru mencapai 40,35 persen, sedangkan dosis kedua hanya 23,13 persen per 15 Oktober 2021. Persentase tersebut baru dihitung dari target yang ditetapkan.
Sayangnya, saat dibandingkan dengan total populasi 14,8 juta jiwa, capaian vaksinasi untuk dosis pertama baru 31,1 persen, sementara dosis kedua hanya 17,6 persen. Pemerintah provinsi, termasuk di level kota dan kabupaten, perlu melakukan percepatan vaksinasi agar makin banyak warga memiliki sistem imun terhadap Covid-19.
Saat seseorang memiliki sistem imun Covid-19, peluang untuk mengalami perburukan gejala dapat ditekan serendah mungkin. Implikasinya, peluang pasien sembuh meningkat dan tingkat kematian dapat turun dengan signifikan.
Selain cakupan vaksinasi yang terbilang rendah, dari sisi sebaran kelompok prioritas pun ternyata belum merata. Artinya, ada kelompok yang belum mendapat vaksin secara optimal di Sumut. Setidaknya ada lima kelompok prioritas untuk program vaksinasi Covid-19, yaitu tenaga kesehatan, petugas publik, lansia, masyarakat umum dan rentan, serta usia 12-17 tahun.
Dari lima kelompok tersebut, hingga 15 Oktober 2021, kelompok tenaga kesehatan dan petugas publik memiliki capaian lebih dari 100 persen. Sementara lansia baru 21,96 persen, masyarakat umum dan rentan 14,08 persen, dan usia 12-17 tahun hanya 1,21 persen. Dari ketiga kelompok dengan cakupan rendah, lansia seharusnya lebih diutamakan.
Tingkat kepatuhan masyarakat di Sumut masih jauh di bawah rata-rata nasional, di mana untuk persentase memakai masker mencapai 93,29 persen dan menghindari kerumunan sebesar 91,36 persen. Kesadaran terhadap protokol kesehatan perlu ditingkatkan terus.
Serupa dengan vaksinasi, peran protokol kesehatan untuk menjaga momentum perbaikan saat ini juga dibutuhkan. Transmisi virus dapat dikendalikan apabila semua orang memakai masker saat beraktivitas dan menjaga jarak minimal 2 meter, serta menghindari kerumunan.
Sumut menghadapi persoalan yang sama dengan kebanyakan provinsi lain di Indonesia dalam pengendalian.
Ada dua lokasi yang menunjukkan penambahan mobilitas masyarakat cukup masif, yaitu lokasi retail dan rekreasi serta taman. Saat ini banyak lokasi yang makin ramai seiring pelonggaran PPKM di sejumlah wilayah Sumut.
Kota SUMUT yang berhasil menurunkan levelnya adalah kota Pematangsiantar yang sudah turun dengan kriteria level 2 merupakan salah satu kota yang ada di SUMUT yang dapat penilaian Pelaksanaan PPKM berhasil dengan baik, sedang kabupaten Simalungun masih di level-3.
Upaya menjaga kondisi pengendalian Covid-19 yang telah menunjukkan tren perbaikan menjadi tantangan semua pihak, mulai dari pemerintah provinsi hingga level individu. Harapannya, kondisi pandemi di Sumatera Utara semakin membaik ke depan karena kesadaran bersama.(SGS/83)
Discussion about this post