Doloksanggul: – Selama ini pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang menjadi momok menakutkan dan banyak dikeluhkan sebagian besar pelajar, tak terkecuali untuk para pelajar di daerah Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas).
Foto Bersama Bupati Humbahas, Prof Yohanes Surya dan Murid SD
Prof Yohanes Surya, seorang tokoh pendidikan Indonesia sekaligus pendiri Surya Institute ingin merubah mindset tersebut melalui pembelajaran yang dinamakan metode Gasing. Metode ini merupakan pembelajaran dimana anak-anak diajak bermain dan bereksplorasi dengan alat peraga sehingga benar-benar terasa dan terbayang konsep yang ingin disampaikan.
Di Humbahas, Yohanes melakukan pelatihan kepada Guru dan murid Sekolah Dasar (SD) selama dua minggu, dan terbukti efektif untuk meningkatkan minat pelajar terhadap pelajaran matematika. Hal ini diungkapkannya kepada awak media seusai melakukan pelatihan.
“Kalau saya lihat dari apa yang saya amatin selama pelatihan , anak ini ternyata suka belajar matematika, saat ini metode seperti ini efektif untuk dilakukan,” ujarnya melalui sambungan telepon seluler baru baru ini.
Yohanes mengungkapkan, dengan metode yang diajarkan dapat mudah dipahami serta menyenangkan, sehingga membuat para murid dapat dengan mudah mengerti tanpa harus menggunakan jari, sele-sele ataupun kalkulator.
Dirinya juga ingin menghapus stigma yang selama ini bahwa anak-anak di Humbahas sangat kurang dalam belajar matematika, sehingga membuat kemampuan berhitung masih sangat rendah.
“Sebenarnya bukan susah ataupun takut, tetapi cara belajar matematika yang dikenalkan ke anak-anak tidak gampang dan tidak menyenangkan sehingga anak selalu tegang, merasa tertekan dan takut,” kata Yohanes.
Diterangkannya bahwa pengajaran yang dilakukan terlebih dahulu menguasai penjumlahan, dimana anak-anak harus mampu melakukan penjumlahan diluar kepala, dilanjutkan dengan perkalian, pengurangan dan pembagian.
Dari pengajaran tersebut, tak lupa untuk menyisipkan berbagai soal cerita yang sederhana dan sering dialami anak, ini guna membangun karakter anak.
“ Nah, sekarang mereka bisa menghitung, misalnya perkalian tadinya susah 8×7, setelah pelatihan dua minggu mereka bisa menghitung 17×5,” kata Yohanes bangga.
Ditambahkan Yohanes, dalam pembelajaran metode gasingnya ini juga membangun siswa untuk menjadi pembelajar mandiri yang cerdas, berpikir kreatif dan percaya diri. Terbukti, salah satu siswa di Pakpak Bharat, kata Yohanes , kini telah mengajari teman lainnya dalam belajar matematika. Yang dulunya, siswa ini adalah murid yang paling dianggap bodoh.
“ Jadi anak itu kreatif. Artinya, senang, dia bisa mengajari teman temannya,” ungkap Yohanes.
Untuk itu, ia berharap, dengan metode gasing ini para orangtua agar mendorong anak-anaknya terus dalam belajar matematika. “ Jadi kalau harapan saya kepada orangtua saya pikir, agar anak anak yang sudah belajar ini didorong terus , untuk dia belajar,” harapnya.
Menurut Yohanes, itu dikarenakan kedepannya anak-anak akan menghadapi zaman teknologi. Dimana, teknologi adalah dasarnya dari matematika.
“Jadi dasarnya ini semua berhitung,. Jadi kalau kita tidak buat anak – anak pandai berhitung dari awal, gimana kita menjadi Negara berteknologi yang hebat,” ujarnya.
Disinggung, ada sejumlah tanggapan masyarakat bahwa terlalu dini anak itu dilakukan pembelajaran metode gasing, menurut Yohanes, sah-sah saja. Namun, menurut dia, jika tidak dimulai sekarang, maka anak-anak tidak akan mampu menghadapi zaman.
“Seharusnya dalam pembelajaran metode gasing ini yang hanya waktu belajar dua minggu, orangtua memberikan kesempatan kepada anak-anaknya. Karena dari dua minggu, anak-anak kita ini bisa lebih gampang berhitung. Dari pada 6 tahun egak bisa berhitung 8×7 , gimana coba,” katanya.
“Jadi, egak usah diributkan, kalau harapan saya kepada orangtua saya pikir, agar anak anak yang sudah belajar ini didorong terus , untuk dia belajar,” pintanya lagi.
Harapannya, target 5 bulan kedepan anak Humbahas pintar berhitung, Yohanes mengatakan, bahwa anak Humbahas akan lebih mudah lagi dalam belajar matematika tingkat SMP. “Ya mereka akan gampang mengikuti olimpiade, atau perlombaan apapun karena sudah diajarin berhitung,” ungkapnya.
Yohanes juga mengapresiasi kinerja Bupati Humbahas, Dosmar Banjarnahor dalam dunia pendidikan, menurutnya Dosmar merupakan sosok visioner yang mampu mengubah kepercayaan diri pelajar dari yang semula tidak suka, menjadi suka belajar matematika.
“Jadi kita sangat senang atas upaya Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor, anak-anak Humbahas sekarang kini telah percaya diri belajar matematika, dulunya tidak suka atau takut karena diomelin terus oleh gurunya, Pak Bupati memilik pandangan jauh kedepan untuk perubahan,” ungkapnya.
(Abed)
Discussion about this post