Jakarta – : Pagi itu, Kamis 24 Februari 2022 Giring Ganesha, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) membuat jagad politik Indonesia melirik kepadanya. Kenapa?
Dalam pernyataan pers yang disampaikannya bahwa ia mengundurkan diri sebagai kandidat calon presiden untuk pemilu 2024.
Karena dari hasil yang diperoleh setelah turun lapangan, ke berbagai daerah dan hasil tatap muka dengan berbagai kalangan ia menemukan fakta politik bahwa Jokowi masih dicintai rakyat.
Artinya apa?
Ya tentu tidak sulit untuk mengartikannya, bahwa rakyat masih menginginkan Jokowi sebagai pemimpin (presiden-red).
Dari hasil “facts-finding” di lapangan, Giring Ganesha juga berhasil menyerap aspirasi rakyat lewat komunikasi politiknya dengan berbagai kalangan, bahwa ternyata ada 9 (sembilan) nama lain yang dianggap bisa jadi penerus Jokowi.
Urutannya sesuai abjad: Emil Dardak, Erick Thohir, Ganjar Pranowo, Mahfud MD, Muhammad Andika Perkasa, Muhammad Ridwan Kamil, Muhammad Tito Karnavian, Najwa Shihab, dan Sri Mulyani Indrawati.
Kesembilan figur itu diyakini bisa melanjutkan politik kesejahteraan, politik bersih, dan politik keterbukaan. Rupanya itulah kriteria utamanya.
Ya sehingga “nama-nama lain” yang selama ini ada tercantum di berbagai hasil polling lembaga survey, seperti A atau B atau X misalnya tidaklah dianggap cukup memenuhi kriteria untuk melanjutkan kerja: Politik Kesejahteraan, Politik Bersih dan Politik Keterbukaan.
Mengenai kesembilan kandidat ini, tentu masih terbuka untu digodok dalam wacana publik selanjutnya. Maka dalam 9 bulan ke depan, Giring Ganesha pun berjanji akan turun ke basis-basis untuk mensosialisasikan dan mendengar pendapat berbagai kalangan tentang kesembilan kandidat itu.
Intinya, Giring Ganesha telah menyampaikan pesan politik penting, bahwa:
Pertama, ternyata Jokowi masih paling dicintai rakyat. Kedua, atas fakta itu, Giring Ganesha mengundurkan diri untuk mencalonkan diri sebagai presiden RI di Pemilu 2024. Ketiga, dari temuan di lapangan juga ditemui fakta bahwa ternyata ada 9 figur yang dianggap bisa meneruskan Jokowi kedepan.
Untuk yang ketiga, mari kita aktifkan partisipasi politik kita dalam rembuk rakyat online lewat polling yang disediakan PSI di laman: rembukrakyat.psi.id
Seperti diketahui bahwa Giring Ganesha selaku ketua umum Partai PSI, selama ini digadang-gadang sebagai calon Presiden dari PSI.
Apa komentar Charles Sirait?
Mencermati fenomena politik yang sedang terjadi di negeri ini, Ketua DPD PSI Kabupaten Purwakarta Charles D. Sirait, SSi menyampaikan kepada kru Bintangnews.net, saat ini ada dua hal penting yang menjadi pembicaraan hangat di negara kita ini terutama di kalangan politikus ataupun partai politik.
Pertama, adalah terkait isu penundaan Pemilu 2024 satu atau dua tahun atau bahkan sampai tahun 2027. Terkait dalam hal ini, Charles Sirait tidak setuju tentang penundaan ataupun pengunduran jadwal pemilu tersebut.
“Kenapa saya tidak setuju?” Menurut Charles Sirait kalau Pemilu yang sudah dijadwalkan akan dilaksanakan tahun 2024 diundur, hal itu akan menambah lebar atau meningkatkan polarisasi dikalangan masyarakat Indonesia.
Jadi menurut Charles Sirait sebaiknya Pemilu tetap dilaksanakan pada tanggal 14 Februari tahun 2024 dan Pilkada serentak pada tanggal 27 Nopember 2024
sebagaimana sudah di tetapkan KPU bersama pemerintah dan DPR RI.
Kedua, adalah terkait jabatan presiden Republik Indonesia 3 periode yaitu adanya usulan amandemen UUD 1945 untuk membuka ruang atau peluang Jokowi presiden 3 periode dalam hal ini adalah Presiden Jokowi karena Jokowi masih sangat dicintai raktyat yang terlihat dari hasil survey tingginya kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi. Charles Sirait yang juga Ketua Bdang Politik DPP Partisipasi Kristen Indonesia (PARKINDO) menyampaikan juga tidak setuju usulan amandemen jabatan presiden yang sudah diatur dalam UUD 1945 saat ini 2 periode menjadi 3 periode.
Kenapa?
Karena hal ini menurut Charles tidak baik untuk keberlangsungan demokrasi kita dan akan mengkhianati perjuangan reformasi. “Karena konstitusi itu diamandemen adalah karena ada sesuatu yang luar biasa penting atau luar biasa mendesak, maka konstitusi perlu diamandemen”, ujarnya.
Perlu kita ketahui dan bahkan sudah sama-sama kita ketahui, bahwa Presiden Jokowi sudah menyampaikan ketidak bersediaannya atau ketidak tertarikannya memangku jabatan Presiden sampai 3 periode. Videonya sudah kita saksikan dan bahkan sudah viral beberapa waktu lalu. Jadi mari kita hargai pak Jokowi dan mari kita hargai Konstitusi kita.
Kata Charles, Yang pernah menjabat koordinator BARA JP Provinsi Riau 2014 ini. ” Saya menolak jabatan Presiden 3 periode, bukan karena saya tidak suka atau benci kepada Jokowi, bukan! Saya adalah pendukung setia Jokowi”. “Saya adalah Koordinator Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 (BARA JP 2014) Provinsi Riau”, imbuhnya.
Janganlah konstitusi diamandemen hanya karena kebutuhan atau kepentingan sesaat dari berbagai pihak. Charles Sirait kurang sepaham dengan pendapat yang mengatakan amandemen konstitusi demi jabatan 3 periode Presiden Jokowi.
Para pendukung Jokowi yang saat ini membela Jokowi dengan militansinya, kita harus menyadari. Bahwa apabila Konstitusi kita di amandemen dan Jokowi berhak mencalonkan diri jadi Presiden. Apakah sudah otomatis Jokowi menang dan melanjutkan kepemimpinan periode ke 3?
“Saya khawatir Jokowi akan kalah akibat branding yang di sematkan lawan politiknya, “Jokowi seorang otoriter”, dll seperti yang selama ini kita dengar.
Bahkan kalau Jokowi kalah, akan membuyarkan pujian dan apresiasi kita selama ini kepada dia yang berakibat akan menjerumuskan dan merendahkan Jokowi.
Justru sebaliknya, Charles Sirait menyampaikan, apabila menjelang periode ke-3 Jokowi tidak mampu menyiapkan kader penerus dia, Charles mengatakan itu adalah sebuah kegagalan Jokowi sebagai pemimpin yang baik. Karena hakekat kepemimpinan sesungguhnya adalah kemampuan melahirkan penggantinya yang lebih baik minimal sama dengan dia.
Untuk itu, Charles Sirait mengharapkan Presiden Jokowi dalam sisa waktu 2 tahun ini mulai menyiapkan kader penerus yang dianggapnya memiliki visi dan misi yang sesuai dengan visi dan misi Jokowi saat ini. “Itulah sebenarnya baru bisa dikatakan seorang Jokowi sukses dalam pembangunan, sukses dalam pemerintahan dan sukses sebagai pengkader ataupun pencetak calon pemimpin baru.
“Itu yang harus kita dorong ataupun yang harus menjadi perhatian serius kita. Sehingga, apa yang menjadi impian Jokowi yang belum bisa dia realisasikan saat ini, akan dapat terealisasikan pada pemerintahan berikutnya serta melanjutkan pembangunan yang sedang berjalan”, ujar Charles.
Ditanya kru media ini terkait siapa calon Presiden dan Wakil Presiden yang paling diunggulkan 2024-2029? Charles menyampaikan, bahwa calon Presiden setelah berakhir masa jabatan Presiden Jokowi 2024 adalah Ganjar Pranowo sebagai Presiden dan Ridwan Kamil sebagai Wakil Presiden. Dengan kolaborasi Ganjar Pranowo – Ridwan Kamil, akan dapat melanjutkan kepemimpinan dan program-progran Presiden Jokowi nantinya. “Ganjar-RK lah”, pungkasnya.(Red).
Discussion about this post